Saatnya Bertindak, Tanggapan Mahasiswa atas Kasus Pelecehan oleh Dosen dan Dokter.

Kasus pelecehan seksual yang melibatkan dosen dan dokter mencuat ke permukaan. Ironisnya, pelaku berasal dari kalangan yang seharusnya dihormati dan dipercaya. Dosen adalah pendidik yang seharusnya menjadi teladan, sedangkan dokter adalah penyelamat yang seharusnya memberikan rasa aman kepada pasien. Ketika dua profesi ini justru disalahgunakan posisinya untuk kemudian melakukan tindakan yang merendahkan martabat orang lain, maka itu adalah alarm keras bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem kita.

Beredar di media, salah satu kampus ternama di Yogyakarta yakni UGM, tercemar namanya karena diduga akibat ulah seorang Guru Besar melakukan pelecehan terhadap sejumlah mahasiswa mirisnya lagi aksi bejat itu berlangsung selama dua tahun.

Baru-baru ini, Viral sebuah kasus Seorang dokter residen dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) berinisial PAP, 31 tahun, ditahan Polda Jawa Barat atas dugaan kekerasan seksual terhadap keluarga pasien di Rumah Sakit Unggulan Nasional (RSUP) Hasan Sadikin, Bandung.

Sebagai mahasiswa, saya merasa kecewa dan geram. Dunia pendidikan dan kesehatan seharusnya menjadi ruang aman, bukan sebaliknya. Pelecehan seksual oleh dosen menunjukkan adanya relasi kuasa yang timpang antara mahasiswa dan pengajar. Banyak korban yang akhirnya memilih diam karena takut akan dampaknya terhadap nilai, reputasi, atau bahkan kelanjutan studinya. Di sisi lain, pelecehan oleh dokter terjadi saat korban berada dalam kondisi paling rentan, baik secara fisik maupun psikologis. Ini bukan hanya pelanggaran etika, tetapi juga kejahatan kemanusiaan.

Sayangnya, banyak institusi yang masih cenderung menutup-nutupi kasus seperti ini. Pelaku hanya diberi sanksi administratif atau bahkan dibiarkan mengundurkan diri tanpa proses hukum yang jelas. Sementara korban harus menanggung trauma berkepanjangan tanpa perlindungan dan pendampingan yang memadai. Budaya bungkam ini harus dihentikan.

Kami mendesak agar kampus dan instansi kesehatan membentuk sistem pelaporan yang aman dan berpihak pada korban. Proses hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Tidak cukup hanya dengan memecat atau memindahkan pelaku. Harus ada efek jera yang nyata agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Wakil Presiden Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Andika Maulana, menyampaikan keprihatinannya atas maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia.

“Kekerasan seksual adalah kejahatan serius yang berdampak besar, tidak hanya bagi korban, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat,” ujar Andika.

Menurutnya, perempuan berhak atas perlindungan, keadilan, dan lingkungan yang aman untuk berkembang. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi melalui kebijakan yang efektif, edukasi, dan kampanye kesadaran untuk mencegah serta menanggulangi kekerasan seksual. Sebagai mahasiswa, ia menolak keras segala bentuk kekerasan seksual dan mendesak tindakan tegas terhadap para pelaku.

Maraknya kasus seperti ini juga mengundang reaksi dari banyak tokoh perempuan, Sunnia Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri PMII) UIN Raden Fatah turut prihatin dengan kondisi perempuan terutama keamanan dikalangan mahasiswi.

“Tentunya mendengar berita ini sangat mengiris hati kami sebagai perempuan. Kedua kasus ini mempertegas bahwa pelecehan seksual tidak mengenal tempat—bisa terjadi di kampus, rumah sakit, bahkan di ruang-ruang yang mestinya paling aman. Ini juga menunjukkan pentingnya mekanisme pencegahan, edukasi, dan perlindungan yang konkret terhadap korban. Pelaku harus dihukum seadil-adilnya, sementara korban harus diberi ruang aman untuk pulih dan bersuara. Kita juga sebagai masyarakat tidak boleh tinggal diam—karena diam berarti membiarkan kekerasan ini,” ungkapnya.

Pelecehan seksual bukanlah isu sepele. Ini tentang keselamatan, keadilan, dan martabat manusia. Kami, mahasiswa, menuntut keadilan bagi korban dan tindakan tegas terhadap pelaku. Dunia pendidikan dan kesehatan harus dibersihkan dari oknum-oknum yang merusak kepercayaan publik. Sudah saatnya kita semua bersuara, berdiri bersama korban, dan menciptakan ruang aman bagi setiap orang.

(Dharma)

  • Related Posts

    Media Sosial Jadi Alat Strategis untuk Membangun Personal Branding

    Palembang, SahabatPers.com — Di era digital saat ini, media sosial telah berkembang menjadi lebih dari sekadar platform berbagi foto atau informasi. Banyak individu, terutama kalangan profesional, influencer, hingga pejabat publik, memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk membangun dan memperkuat personal branding mereka. Dengan jutaan pengguna aktif…

    Hilangnya 200 Kg Daging di Acara Masak Willie Salim: Tragedi Nyata atau Settingan Sensasional?

    Spekulasi, Kekecewaan, dan Dampak bagi Citra Kota Palembang Kota Palembang tengah menjadi perbincangan nasional setelah insiden hilangnya 200 kilogram daging sapi dalam acara masak besar yang digelar oleh kreator konten terkenal, Willie Salim. Kejadian yang berlangsung di Benteng Kuto Besak (BKB) pada 18 Maret 2025 ini…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    PMII Tarbiyah Selenggarakan Diskusi Publik, Bahas Kontribusi Mahasiswa untuk Pembangunan Palembang

    PMII Tarbiyah Selenggarakan Diskusi Publik, Bahas Kontribusi Mahasiswa untuk Pembangunan Palembang

    PB PMII Gelar Labour Hub Vol. 2: Soroti Ancaman TPPO Modus Scammer terhadap Gen-Z

    PB PMII Gelar Labour Hub Vol. 2: Soroti Ancaman TPPO Modus Scammer terhadap Gen-Z

    Silaturahmi DEMA UIN Raden Fatah Palembang ke DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Menyatukan Gagasan, Merajut Kolaborasi

    Silaturahmi DEMA UIN Raden Fatah Palembang ke DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Menyatukan Gagasan, Merajut Kolaborasi

    Pameran Fotografi Bertema Captured Moments, Untold Stories Digelar di UIN Raden Fatah Palembang

    Pameran Fotografi Bertema Captured Moments, Untold Stories Digelar di UIN Raden Fatah Palembang

    Sosialisasi Unit Usaha Pusat Pengembangan Bisnis UIN Raden Fatah Bersama OMIK Fakultas Adab dan Humaniora

    Sosialisasi Unit Usaha Pusat Pengembangan Bisnis UIN Raden Fatah Bersama OMIK Fakultas Adab dan Humaniora

    Satukan Perbedaan , 3 Ormawa Banyuasin Adakan Kollaborasi di Hari Lahir Pancasila

    Satukan Perbedaan , 3 Ormawa Banyuasin Adakan Kollaborasi di Hari Lahir Pancasila