
Palembang, Sahabat Pers – Rayon Ushuluddin kembali menghadirkan ruang intelektual bagi kadernya melalui kegiatan Diskusi Kader Seri Pemikiran Intelektual dengan tema “Pengantar Pemikiran Karl Marx”, pada (hari/tanggal). Forum ini berlangsung hangat dan memantik antusiasme peserta untuk lebih dalam mengenal gagasan Marx yang banyak memengaruhi arah gerakan sosial dan politik dunia.
Diskusi ini menghadirkan Nidal Rabbani sebagai pemantik utama. Dalam pemaparannya, Nidal menekankan bahwa Marx tidak hanya hadir sebagai tokoh filsafat, tetapi juga sebagai pembaharu yang membaca realitas sosial secara kritis. “Pemikiran Karl Marx memberi kita alat analisis untuk memahami bagaimana ketidakadilan struktural lahir dari relasi kuasa dan ekonomi,” jelasnya.
Hadir pula Ketua Komisariat, Andika, dan Wakil Ketua I, Zelvan, yang memberikan dukungan sekaligus apresiasi terhadap inisiatif Rayon Ushuluddin. Dalam sambutannya, Andika menegaskan pentingnya tradisi diskusi di kalangan kader. “Gerakan intelektual seperti ini harus terus dirawat, karena di sinilah kader belajar membaca realitas dengan tajam dan mencari solusi dengan gagasan,” ujarnya.
Sementara itu, Zelvan menambahkan bahwa kader harus senantiasa ditempa melalui ruang-ruang dialektika. “Mahasiswa bukan hanya dituntut bergerak di lapangan, tetapi juga berpikir dan menghasilkan konsep. Diskusi ini adalah bagian dari proses itu,” katanya.
Diskusi berjalan interaktif. Sejumlah kader aktif mengajukan pertanyaan dan menanggapi materi yang disampaikan, menjadikan forum tersebut bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan juga arena dialektika yang hidup.
Dengan terselenggaranya diskusi ini, Rayon Ushuluddin kembali menegaskan komitmennya untuk menghadirkan kader yang progresif, kritis, serta memiliki basis intelektual yang kuat.
Sahabat Pers mencatat, kegiatan semacam ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi intelektual di tubuh organisasi mahasiswa masih terus terjaga, sekaligus menjadi bekal penting bagi kader untuk menghadapi tantangan zaman.
Penulis : Yusrah