
Palembang, SahabatPers.com — Di era digital saat ini, media sosial telah berkembang menjadi lebih dari sekadar platform berbagi foto atau informasi. Banyak individu, terutama kalangan profesional, influencer, hingga pejabat publik, memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk membangun dan memperkuat personal branding mereka.
Dengan jutaan pengguna aktif setiap harinya, platform seperti Instagram, TikTok, LinkedIn, dan X (sebelumnya Twitter) menjadi lahan subur untuk menampilkan citra diri secara konsisten. Melalui unggahan yang terkurasi, strategi konten yang tepat, serta interaksi yang aktif dengan audiens, seseorang dapat membentuk persepsi publik terhadap dirinya.
“Media sosial memungkinkan seseorang membentuk narasi tentang siapa mereka, apa yang mereka perjuangkan, dan nilai apa yang mereka bawa,” ujar Fathurrahman, merupakan mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Uin Raden Fatah Palembang. Ia menambahkan bahwa konsistensi dan keaslian konten menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan audiens serta meningkatkan viewers.
Salah satu contoh nyata adalah sejumlah profesional muda yang berhasil meningkatkan peluang karier dan bisnisnya berkat profil media sosial yang menarik dan kredibel. Dengan membagikan wawasan, pengalaman kerja, dan kegiatan sosial, mereka tidak hanya menunjukkan kapabilitas, tetapi juga nilai personal yang membedakan mereka dari yang lain.
Namun, pemanfaatan media sosial untuk personal branding juga memerlukan strategi yang hati-hati. Konten yang tidak sesuai atau berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap citra seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memiliki rencana komunikasi yang terarah serta kesadaran akan etika digital.
Dengan tren yang terus berkembang, media sosial diperkirakan akan semakin penting dalam membentuk reputasi individu di masa depan. Baik untuk tujuan profesional, politik, maupun hiburan, membangun personal branding secara digital kini menjadi langkah penting dalam meraih kesuksesan di era informasi.
{FATHURRAHMAN}