
Palembang – Sahabat Pers, Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menyelenggarakan seminar bertema “Bungkam Bukan Solusi, Lawan Kekerasan Tanpa Toleransi”. Kegiatan ini berlangsung bertempat di Gedung Laboratorium Fakultas Adab rabu (23/04/2025).
Seminar ini menjadi momentum penting dalam mengangkat isu-isu kekerasan terhadap perempuan yang masih sering dipinggirkan. Selain penyampaian materi oleh narasumber yang kompeten, acara juga dimeriahkan dengan penampilan seni budaya seperti Tari Tanggai dan pembacaan puisi oleh mahasiswa yang turut menyuarakan semangat perjuangan perempuan.
Wakil Dekan III Fakultas Adab, Fitri, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif mahasiswa dalam menyelenggarakan kegiatan yang mengangkat isu perempuan. Ia menekankan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam isu kekerasan seksual yang kerap terjadi di lingkungan kampus maupun di luar.
“Saya menyayangkan ketika mahasiswa begitu lantang menyuarakan aksi protes terkait anggaran dengan membawa poster dan simbol-simbol seperti gambar tikus, tetapi saat isu kekerasan seksual terhadap perempuan muncul, mereka justru diam dan bungkam. Ini ironis,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Raden Fatah, Ilham, juga menyatakan dukungannya terhadap seminar ini. Ia menegaskan bahwa pihaknya, bersama Wakil Presiden Mahasiswa, sangat mendorong mahasiswa untuk menyuarakan hak-hak perempuan.
“Dengan banyaknya kasus kekerasan seksual yang kini mencuat ke publik, mulai dari kalangan pemerintahan, dunia medis, institusi hingga akademisi, kita tidak boleh tinggal diam. Ini saatnya kita bersuara lantang dan mengambil sikap tegas terhadap pelaku kekerasan,” tegas Ilham.
Ia juga menambahkan bahwa seminar ini bukan hanya sebagai ajang diskusi, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan ajakan untuk menciptakan lingkungan kampus yang inklusif, aman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, panitia berharap kesadaran mahasiswa semakin meningkat terhadap pentingnya perlindungan dan pemberdayaan perempuan, serta mendorong peran aktif seluruh elemen kampus dalam membentuk budaya yang berpihak pada keadilan gender.
(erwan)