
SahabatPers,Palembang – kreator konten terkenal, Willie Salim, mengadakan acara memasak 200 kilogram rendang di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang.
Acara ini bertujuan untuk berbagi takjil dan rendang dalam porsi besar kepada warga Palembang sebagai bagian dari kegiatan sosialnya selama bulan Ramadan. Willie bahkan membeli seekor sapi seharga Rp 50 juta untuk keperluan acara tersebut. 
Dalam video yang diunggah di akun Instagramnya, terlihat banyak warga yang antusias menyaksikan proses memasak tersebut. Namun, saat Willie meninggalkan lokasi sebentar untuk ke toilet, rendang yang masih dalam proses memasak dilaporkan hilang diambil oleh warga yang hadir. Meskipun ada petugas keamanan di lokasi, kejadian tersebut tetap terjadi. 
Insiden ini memicu reaksi negatif dari masyarakat Palembang. Kantor Hukum Ryan Gumay Lawfirm resmi melaporkan Willie Salim ke Polda Sumatera Selatan pada 22 Maret 2025. Pengacara Muhammad Gustryan dari Ryan Gumay Lawfirm menyatakan bahwa sebagai warga asli Palembang, mereka merasa keberatan dengan konten tersebut yang dianggap merusak citra warga Palembang dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. 
Selain itu, selebgram Palembang, Achmad Fuadi Irawan atau yang dikenal sebagai Adi BGP, juga mengajukan laporan terhadap Willie Salim. Adi menilai konten tersebut telah mencoreng reputasi Kota Palembang dan mengajak komunitas kreator serta selebgram Palembang untuk mendukung laporan ini. Ia juga berencana melakukan dialog dengan Kapolresta Palembang terkait permasalahan tersebut. 
Menanggapi kontroversi tersebut, Willie Salim menyampaikan permintaan maaf melalui akun Instagram pribadinya pada 22 Maret 2025. Ia mengakui kurangnya persiapan dalam acara tersebut dan menegaskan bahwa kejadian tersebut bukan sepenuhnya kesalahan warga Palembang. Willie juga membantah tuduhan bahwa insiden tersebut adalah settingan untuk konten.
Kontroversi ini menjadi pembelajaran bagi para kreator konten untuk lebih berhati-hati dan mempertimbangkan dampak sosial dari konten yang dibuat, terutama yang melibatkan komunitas lokal.(Dharma)