
Sahabat Pers – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2025, Menteri Pemberdayaan Perempuan DEMA UIN Raden Fatah Palembang, Arzela Riyanti, menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Di bawah kepemimpinan Kabinet Kolektif Maju, Arzela menyoroti pentingnya kesetaraan gender, perlindungan perempuan, dan akses yang lebih luas bagi perempuan di berbagai sektor kehidupan.
Dalam pidatonya, Arzela Riyanti menekankan bahwa perjuangan perempuan masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal kekerasan berbasis gender, kesenjangan ekonomi, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, DEMA UIN Raden Fatah Palembang berkomitmen untuk terus mengedukasi, mengadvokasi, dan memperjuangkan hak-hak perempuan agar dapat hidup secara setara dan bermartabat.
Mendorong Kesetaraan Gender di Kampus dan Masyarakat
Dalam momentum Hari Perempuan Internasional, Arzela Riyanti menegaskan bahwa kampus sebagai pusat intelektual harus menjadi pelopor dalam memperjuangkan hak perempuan. Ia mengajak seluruh mahasiswa untuk membangun ruang yang lebih inklusif dan bebas dari diskriminasi.
“Sebagai generasi muda yang peduli akan perubahan, kita harus memastikan bahwa setiap perempuan mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Kita harus melawan stigma yang menghambat kemajuan perempuan dan menciptakan lingkungan yang lebih adil,” ujar Arzela dalam acara peringatan yang diselenggarakan di UIN Raden Fatah Palembang.
Aksi Konkret untuk Perempuan
Sebagai wujud nyata dalam memperjuangkan hak perempuan, DEMA UIN Raden Fatah Palembang di bawah kepemimpinan Arzela Riyanti akan meluncurkan berbagai program strategis, seperti:
- Kampanye Anti-Kekerasan terhadap Perempuan melalui seminar dan diskusi publik.
- Pendampingan bagi Mahasiswi dalam menghadapi diskriminasi di lingkungan akademik.
- Pelatihan Keterampilan dan Kewirausahaan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan.
- Membangun Aliansi dengan Organisasi Perempuan guna memperkuat jaringan advokasi.
Harapan untuk Masa Depan Perempuan
Arzela Riyanti menutup pernyataannya dengan harapan besar bagi perempuan di Indonesia, khususnya di lingkungan akademik. Ia menekankan bahwa perempuan bukan sekadar objek dalam masyarakat, melainkan aktor utama dalam menciptakan perubahan dan kemajuan bangsa.
“Hari Perempuan Internasional bukan hanya perayaan, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Saatnya kita semua bersatu, saling mendukung, dan bergerak bersama untuk dunia yang lebih adil bagi perempuan,” tegasnya.
Melalui komitmen ini, DEMA UIN Raden Fatah Palembang di bawah kepemimpinan Kabinet Kolektif Maju siap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan hak-hak perempuan dan menciptakan perubahan yang lebih baik bagi masa depan perempuan di Indonesia.